Limabelas Tahun

 Anak laki-laki itu masih begitu lugu,

polos, dan banyak tak tahu.

Suatu hari ia membicarakan setangkai

bunga yang telah menjalari hati.

"Mama, aku mencintainya." Ia menunjuk

perempuan yang ada di layar hpnya.


"Kau mencintainya, Nak?"

Mamanya terkejut dengan apa

yang baru saja dikatakan anaknya.

"Cintailah dia, ia tampak cantik.

Kenalkan sama Mama."


Baru saja seorang perempuan pulang

dari rumah laki-laki itu.

Setelah mengantar kekasihnya, laki-laki

itu kembali bersama Mamanya.


"Dia baik, cantik. Kau tak boleh

mempermainkannya. Kau laki-laki.

tingkah laku, kata, ucapanmu adalah

hal yang bisa dipegang olehnya.

Mama juga menyayanginya, perempuan

cantik itu, matanya, hidungnya.

Keterunan Arab, dia?" Begitu Mama

berkata dan bertanya.


"Sungguh, Ma. Aku mencintainya.

Dia memang cantik, baik juga, ah

matanya sempurna. Hidungnya tak perlu

ditanya. Perempuan cantik itu juga

mencintaiku, Ma." Tak bisa laki-laki

itu menahan cerita kepada Mamanya.


"Bukan Arab?" Mamanya masih tak yakin

menyelidiki.

"Bukan, Ma. Dia bilang padaku Neneknya

Turki. Mungkin itu maksud Mama?"

Komentar

Postingan Populer